Mengapa Namaku Ramah Anak

Pada awal tahun 2000an, berkembang teori pembelajaran yang sudah banyak diterapkan di negara-negara maju khususnya di kawasan Eropa dan Amerika yaitu melayani setiap anak dengan memperhatikan potensi dan karakteristik setiap individu. Meskipun pada awalnya yang menjadi sasaran teori ini adalah peserta didik penyandang disabilitas supaya dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah, akan tetapi dalam perkembangannya pendekatan pembelajaran ini juga memberikan dampak positif yang sangat signifikan bagi semua anak. Dimulai dengan banyaknya forum-forum diskusi yang membahas kebijakan menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, aman dan menyenangkan. Dalam menterjemahkan ide “Ramah Pembelajaran” ini, Sekolah Islam Ramah Anak menyelenggarakan pendidikan yang mengusung bentuk pembelajaran yang menerima perbedaan dan mengakui keberagaman dengan tetap melahirkan lulusan yang optimal sesuai dengan potensi, bakat dan kekhususan anak dalam bingkai islam yang mampu merespon perubahan jaman di era global.

Tepatnya pada bulan Mei 2011 lahirlah pusat layanan pendidikan di kelurahan Kalibaru kecamatan Cilodong kota Depok yang mengusung ide “Ramah Pembelajaran” yaitu Sekolah Dasar Islam Ramah Anak (SDIRA) yang berada di bawah naungan Yayasan Khaulah Mu’adzah. Kini Sekolah Islam Ramah Anak juga telah menyediakan jenjang pendidikan lanjutannya dengan nama Sekolah Menengah Pertama Islam Ramah Anak (SMPIRA). Penamaan sekolah islam ramah anak ini menunjukkan landasan penyelenggaraan pendidikan yang berdasarkan islam dan ramah terhadap semua anak, termasuk anak – anak penyandang disabilitas. Semoga lembaga pendidikan ini semakin berkembang hingga melayani semua jenjang, PAUD, pendidikan menengah hingga perguruan tinggi, Aamiin YRA.